PEMBENTUKAN KARAKTER GENERASI MUDA SEBAGAI CERMINAN
MARTABAT BANGSA
Disusun Oleh :
Meidha
Dewi Mahardiono L1C015007
Rayvel
Turip L1C015016
Istikomah L1C015022
Alisa
Fitria L1C015038
Albert
Yohannes WHS L1C015049
M
Iqbal Kenedi L1C015053
Danea
Chandra Dewi L1C015055
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGIDAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PEIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan rahmat-Nyalah
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disajikan sesederhana
mungkin untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi makalah ini. Tak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Mata kuliah Jati Diri Unsoed sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dengan
adanya makalah ini mahasiswa diharapkan dapat melestarikan dan menerapkan
nilai-nilai luhur pendidikan yang berkarakter untuk memajukan Negara Indonesia
dengan terciptanya generasi penerus bangsa yang unggul dan berkarakter.
Sehingga kita mahasiswa akan mampu menjadi pribadi yang cerdas, intensif,
mandiri, dan berbudi luhur. Sehingga diharapkan mahasiswa bisa menjadi generasi
penerus bangsa yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik dan lebih maju.
Amin.
Purwokerto, 1 oktober 2016
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ............................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang................................................................................... 1
2.
Rumusan Masalah........................................................................... 2
3.
Tujuan................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan.................................................................... 3
2. Pembentukan Karakter..................................................................... 4
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan........................................................................................ 6
2. Saran................................................................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Jati diri bangsa Indonesia meupakan cerminan atau
tampilan karakter bangsa Indonesia,dimana karakter bangsa merupakan sinergi
dari karakter individu anak bangsa yang berproses secara terus menerus yang
mengelompok menjadi bangsa Indonesia.Setiap individu memiliki jati diri yang
dipancarkan dari dalam dirinya.Jati diri yang terpancar beraneka ragam ada yang
dominan baik ada yang kurang baik pun ada yang tidak baik yang kesemuanya
dipengaruhi oleh lingkungan keluargadan lingkungan dimana ia tinggal.Setiap
orang berhak memancarkan jati diri yang positif yang berproses karena jati diri
merupakan pemberiaan (given) dari yang maha kuasa dan merupakan fitrah manusia.Pembentukan
karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional Karakter adalah semua
sifat-sifat baik yang menunjang pembangunan bangsa dan bukan hanya sopan
santun. Ciri-ciri umum bangsa maju yang memiliki karakter baik adalah ramah dan
lemah lembut, tidak suka kekerasan, patuh aturan. Pendidikan karakter menjadi
hal yang sangat mendesak mengingat buah pendidikan beroleh hasil yang kurang
optimal hal ini dapat dibuktikan dengan demoralisasi moral dan degradasi
pengetahuan yang sudah menjadi akut menjangkit bangsa ini di semua lapisan
masyarakat.
Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan
mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian,
tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Dengan demikian,
pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan informasi yang diperolehnya
selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang berguna bagi upaya
penangggulangan persoalan hidupnya.
Pendidikan berbasis karakter diprogram untuk upaya
kesadaran normatif yang ada pada hati nurani supaya diteruskan kepada pikiran
untuk dicari rumusan bentuk perilaku, kemudian ditransferkan keanggota badan
pelaksana perbuatan. Contoh, mulut pelaksana perbuatan bicara atau bahasa
melalui kata-kata, maka sistem mulut memfungsikan kata-kata bersifat logis atau
masuk akal, bahkan dengan landasan kesadaran norma dan tanggung jawab akan
terjadi komunikasi dengan perkataan santun yang jauh dari celaan dan
menyakitkan orang lain. Karena itu, pendekatan proses pembelajaran di sekolah
perlu disesuaikan.Yaitu dengan menciptakan iklim yang merangsang pikiran
peserta didik untuk digunakan sebagai alat observasi dalam mengeksplorasi
dunia.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Pengertian
pendidikan
1.2.2. Pembentukan
karakter
1.3.
Tujuan
Untuk
mengetahui pentingnya pendidikan karakter dan pembentukan karakter bagi generasi muda serta memenuhi tugas mata
kuliah Jati Diri Unsoed.
II.
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pendidikan
Pendidikan
merupakan usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna
pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
dan norma-norma yang ada dalam masyarakat
Berbicara
pendidikan sangat erat kaitannya dengan kemajuan peradaban manusia. Karena
pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tidak pernah
bisa ditinggalkan. Sebagai sebuah proses, ada dua asumsi yang berbeda mengenai
pendidikan dalam kehidupan manusia. Pertama, ia bisa dianggap sebagai proses
yang terjadi secara tidak disengaja atau berjalan secara alamiah. Dalam hal
ini, pendidikan bukanlah proses yang diorganisasikan dan direncanakan secara
sistematis, melainkan merupakan bagian kehidupan yang memang telah berjalan
sejak manusia itu ada. Kedua, pendidikan bisa dianggap sebagai proses yang
terjadi secara di segaja, direncanakan, dan didesain dengan sistematis
berdasarkan aturan-aturan yang berlaku terutama perundang-undangan yang dibuat
atas dasar kesepakatan masyarakat.
Tujuan
pendidikan sendiri adalah untuk mengarahkan manusia agar berdaya,
berpengetahuan, cerdas agar dapat menghadapi tantangan dengan potensi yang
telah diasah. Akan tetapi, proses realitas yang terjadi dan sering kita jumpai
adalah proses dan out put pendidikan tidak sesuai dengan cita-cita yang indah
semacam itu. Mislanya, kita justru melihat realitas pendidikan yang terkesan
menghasilkan manusia-manusia yang kehilangan potensi dirinya, manusia yang
serakah, merusak dan penindas baru bagi kaum yang lemah, serta manusia-manusia
yang justru mengisi sistem yang mengarahkan menuju tatanan yang malah tidak
memanusiakan manusia.
2.2.
Pembentukan Karakter.
Hakekat
karakater ialah Menurut Simon Philips, karakter adalah kumpulan tata nilai yang
menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang
ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema, memahami bahwa karakter sama dengan
kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya,
atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang
diterima dari lingkungan. Sementara Winnie, memahami bahwa istilah karakter
memiliki dua pengertian. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah
laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang
tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang
berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan
karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan “personality”.
Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character)
apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
Dalam
pembentukan karakter sendiri terdapat 3
pilar utama untuk mewujudkan Karakter Bangsa, yaitu:
a) Aspek pada Tataran Individu
Nilai
kehidupan diwujudkan dalam perilaku, diinternalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari secara konsisten. Pendidikan karakter bangsa dimulai dengan
pendidikan karakter individu.
b) Aspek pada Tataran Masyarakat
Masyarakat
adalah komunitas yang secara integral memiliki nilai yang sama, dan akan
committed menerapkan nilai yang mereka anggap baik. Komunitas bisa terbentuk
karena kepentingan, profesi atau tujuan bersama contohnya PGRI, PMR atau Partai
Politik.
c) Aspek pada Tataran Bangsa
Bangsa
teridiri dari sekumpulan bangsa, masyarakat. Pada komunitas, baik orang atau
bangsa, terjadi kontrak sosial atau perasaan kebersamaan untuk mendukung
nilai-nilai luhur yang ada. Pada tataran bangsa, nilai-nilai luhur tersebut
telah berhasil dirumuskan menjadi dasar negara Bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila. Nilai-nilai luhur tersebut adalah:
- Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa
-Martabat Kemanusiaan
-Persatuan
-Musyawarah
-Adil
Generasi
muda harus tampil di barisan terdepan dalam upaya menyelamatkan bangsa
Indonesia dari ancaman hilangnya identitas nasional. Inilah perjuangan berat
yang terhampar di depan mata dan menuntut komitmen utuh dari segenap pemuda
Indonesia. Agar perjuangan ini berhasil, setidaknya ada peran yang harus
dijalankan oleh para pemuda yaitu :
a) Character builder (Pembangun Karakter)
Tergerusnya
karakter positif—seperti ulet, pantang menyerah, jujur, dan kreatif—yang dibarengi tumbuhnya karakter negatif seperti
malas, koruptif, dan konsumtif di kalangan masyarakat Indonesia, menuntut
pemuda untuk meresponnya dengan cepat dan cerdas. Mereka harus menjadi pioner
yang memperlihatkan kesetiaan untuk memegang teguh kearifan lokal seperti yang
dicontohkan pemuda generasi terdahulu.
b) Caharacter Enabler (Pemberdaya Karakter)
Pembangunan
karakter bangsa tentunya tidak cukup jika tidak dilakukan pemberdayaan yang
berkesinambungan. Oleh sebab itu, pemuda harus memiliki tekad untuk mejadi role
model dari pengembangan karakter bangsa yang positif.
c) Character engineer (Perekayasa Karakter)
Peran
ini menunut generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran. Pasalnya,
pengembangan karakter positif bangsa menunut adanya modifikasi dan rekayasa
yang tepat sesuai dengan perkembangan zaman.
III.
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Pendidikan
merupan usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian, pengenalan diri,
kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan. Generasi muda sebagai agen
perubahan bangsa Indonesia adalah actor-aktor penting yang sangat diandalkan
untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa di masa depan, karena
baik buruknya bangsa Indonesia itu tergantung dengan generasi penerusnya. Mengingat penting dan luasnya cakupan pembinaan karakter bangsa dalam
rangka menjaga identitas bangsa dari kegoyahan arus globalisasi, maka
diperlukan komitmen dan dukungan dari lembaga penyelenggara negara, dunia usaha
dan industri, masyarakat, agar terjadi sinergi yang kokoh untuk mewujudkan
Indonesia yang lebih baik.
3.2.
Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan,
silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat
mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari
salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR
PUSTAKA
Sari, Nurita K. 2013. http://nurii-thaa.blogspot.co.id/2013/04/pendidikan-dan-pembinaan-karakter-bangsa.html
(On-line). Di akses tanggal 4 Oktober 2016.
Abie. 2012. https://abiechuenk.wordpress.com/2012/01/17/pendidikan-dan-pembentukan-karakter/
(On-line). Diakses tanggal 4 Oktober 2016.
PokerStars Casino | JTM Hub
BalasHapusWelcome to PokerStars Casino! 평택 출장안마 Enjoy an exciting 서산 출장샵 new online 안성 출장샵 slot experience with exciting reels, wilds and 평택 출장안마 bonus rounds! Experience poker 남양주 출장마사지 at home,